Kamis, 25 Agustus 2016





 

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Anak-anak adalah anugerah. Mereka seperti kertas putih yang masih kosong dan bersih dan kitalah (orangtua, guru, orang dewasa) yang akan menulis di kertas tersebut. Apapun hasil tulisan tersebut, baik yang indah maupun buruk semua bergantung kepada kita yang memberi tulisan-tulisan tersebut. Jika kita menuliskan yang indah maka kertas itu akan menjadi indah, dan sebaliknya jika kita menuliskan yang jelek maka kertas tersebut menjadi jelek, jorok dan tidak enak dipandang mata. Begitulah kita (orangtua/guru) yang memberikan pengajaran kepada anak-anak itu. Karena di dalam Alkitab, Tuhan Yesus berfirman: “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” (Markus 9:42)
Pendidikan sudah menjadi bagian dari hidup dan panggilan gereja sejak awal, namun sebuah ilmu atau disiplin ilmiah Pendidikan Agama Kristen (PAK) baru diperkenalkan kepada gereja-gereja di Indonesia pada tahun 1950. [3] Bagi orang Yahudi Pendidikan adalah segala-galanya (orang-orang pandai di dunia, banyak orang Yahudi). Pendidikan adalah perintah Allah untuk seseorang. [4]Tiga prinsip utama dalam Pendidikan Agama Kristen yaitu meningkatkan pengetahuan akan firman Allah, memampukan peserta didik menyatakan keberadaan dirinya dalam hidup sehari-hari, serta memampukan mereka untuk dapat hidup bersama dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

Pendidikan Agama Kristen untuk anak-anak adalah pekerjaan yang paling mulia. Namun demikian banyak orang tua, para pendidik baik di gereja maupun di sekolah tidak menyadari hal ini. Selain itu dalam Pendidikan Agama Kristen untuk anak-anak seringkali menemukan persoalan-persoalan atau kendala-kendala. Untuk itu dalam menyelesaika masalah-masalah dalam Pendidikan Agama Kristen bagi anak-anak diperlukan metode yang tepat dalam mengajar.
Metode PAK Anak ini dibuat agar anak-anak jauh dari penyesatan-penyesatan karena metode ini harus berlandaskan Firman Tuhan. Tuhan Yesus juga berfirman “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKU, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Markus 10:14). Dan ini adalah tugas kita yaitu yang terdapat dalam Amanat Agung Tuhan Yesus “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:19-20)
Adapun metode PAK Anak ini adalah untuk memajukan dan mengembangkan pengajaran serta pelayanan kita kepada Anak yang berlandaskan Firman Tuhan (Alkitab). Yang tadinya dari abad ke abad mengalami maju, mundur dan terkadang kemerosotan karena beberapa factor, maka metode PAK Anak ini sangat diperlukan untuk menstabilkan perkembangan Anak dalam dunia Pendidikan khususnya dalam Pendidikan Agama Kristen.





BAB II

ISI

Metode depat dirtikan sebagai “teknik”, “cara” atau “prosedur”.[5] Dalam setiap kegiatan pembelajaran diperlukan metode yang tepat dan relevan untuk mencapai tujuan. Oleh kerena itu, dalam persapan mengajar dengan target menghasilkan rencana pengajaran, pendidik harus memikirkan metode pengajaran dengan seksama.
Pendidiakn Kristen adalah usaha sengaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan dan tingkah laku yang mengupayakan perubahan-perubahan informasi priadi, kelompok, bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus sehingga peserta didik hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus. [6]
Jadi PAK anak adalah usaha sengaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan dan tingkah laku bagi anak-anak dalam mengupayakan perubahan-perubahan informasi priadi dalam diri anak dengan pimpinan kuasa Roh Kudus, seorang anak akan hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan Alkitab, dalam kehidupannya meneladani Yesus Kristus. PAK Untuk anak merupakan suatu yang paling penting dalam kehidupan seorang anak karena apabila sejak dini anak telah di ddidik dalam
Pendidikn Kristen, anak tersebut akan menghasilkan anak yang bisa diarahkan ke arah yang positif di masa yang akan datang. Olehnya itu PAK anak muncul sejak anak dilahirkan bahkan sejak seorng bayi ada dalam kandungan, orang tua harus memelai mendidik anaknya tentang Kristus.
PAK dalam Alkitab Merupakan dasar alkitabiah yang perlu dijabarkan dan dikembangkan menjadi pusat proses pendidikan. Alkitab menjadi visi, nilai dan gerakan dalam kerabgka pendidikan. Dengan demikian, Alkitab penting dalam proses pembelajaran dimana proses itu dapat berjalan dengan baik bila unsur-unsus yang terkait saling mendukung.
Hal paling mengesankan dalam budaya Yahudi adalah perhatian mereek terhadap pendidikan. Semua budaya diaraahkan untuk menjadi tempat mendidik pada generasi muda yang kelak akan memberi pengaruh besar. Objek utama dalam pendidikan yahudi adalah mempelajari taurat. Anak-anak didik untuk meenghafal taurat dan mereka harus didik oleh orang tua kapan dan dimana pun. Dasar PAK dalam PL dapat kita lihat dalam Ulangan 6:4-9, Amsal 22:6, Mazmur 78:72. Isi pendidikan anak dalam PL adalah Karya Allah dalam perjalanan hidup bangsa Israel.
Pendidkan agama dalam PB tidak terlepas dari Pendidkan agama dalam PL. Tema pokok dalam pengajaran agama dalam PL dan PB adalah karya Penyelamatan Allah. Dalam PB, hal ini dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus. Dalam PB materi utama pendidikan adalah melanjutkan PL. Namun pada masa PB, Yesuslah yang menjadi materi utama. Dasar PAK anak dalam PB dapat kita lihat dalam Matius 18;6 dan Efesus 6:4.
            Ada 3 pengajar PAK dalam PB:
a.       Yesus sebagai pengajar PAK Anak.
Tuham Yesus layak disebut sebagai guru Agung kerana pengajaran-Nya disertai kusa mujizat.  Pada waktu Yesus berumur 30 tauhun, Yesus memulai Pelayanan-Nya. Dia megajar dan berkhotbah serta melakukan banyak mujizat dalam pelayanan-Nya. Dalam Pelayanan-Nya Tuhan menganggap penting anak-anak dan memprioritaskan anak-anak, Ia sangat mengasihi anak-anak (Mat. 18:1-6). Salah satu bukti bahwa Yesus sangat mengasihi anak-anak dapat dilihat dalam Markus 10:16 dimana Yesus memeluk dan memberkati anak-anak. Tuhan Yesus tidak hanya mengajar agar manusia dibenarkan dihadapan Allah. Oleh kerana itu, manusia harus menerima dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. [7]
b.      Paulus Sebagai Pengajar PAK Anak
Pendidkan agama yang diterima Paulus dalam keluarganya menjadikan paulus seorang Yahudi yang baik dan hebat. Setelah Paulus berumur 5 tahun ia sudah masuk dalam rumah ibadat. Pada umur 12 tahun ia sudah menjadi anak taurat. Pendidkan agam yang kedua yang diperoleh Paulus ketika ia berada di Yerusalem sebagai murid Gamaliel. Dengan demikian Paulus mendapat pendidken tinggi dan memepunyai pemahaman yang luas mengenai agama Yahudi itulah sebabnya Paulus menekankan pentingnya untuk mengajar anak-anak. Misalnya dalam surat Paulus kepada Jemaaat di Efesus dan Timotius, (Ef. 1:4, Kol. 3:3,21, II Tim. 1:5, 3:15).[8]
c.       Jemaat Mula-Mula sebagai Pengajar PAK
Sejak mulai berdiri, Jemaat Kristen telah menjunjung pengajaran agama. Seperti diketahui, jemaat kristen mula-mula masih berpusat pada adat agam Yahudi. Tapi, lambat laun, mereka mengembangkan persekutuan mereka. Dalam persekutuan itu, mereka berdoa memperbincangkan tentang berbagai pengajaran dan perbuatan Yesus Kristus, makan bersama daan mereyakan perjamuan suci.[9] Apa yang mereka buat itu juga ayang mereka ajarkan kepada anak-anak mereka.
Metode dan pendekatan pengajar terhadap anak didik (umat Isarael) bisa melalui penglihatan, pengajaran para imam dalam rumah-rumah ibadat, atau pengajaran para raja Istana dan sejumlah rumah ibadat.[10] Adapun cara mengajar kepada anak-anak adalaah dengan mengulang ulaang, kapan dan dimana pun bangsa Israel atau orang Tua berada.
Selama pelayanan-Nyaa di dunia, Tuhan Yesus memeberikan teladan dalam metode pengajaran-nya untuk membangun kontak dengan pendengar terutama murid-Nya. Metode-metode terebut adalah: [11]
·         Menerik perhatian dengan pandangan mata.
·         Meggunakan berbagai pertanyaan untuk menegur.
·         Menggunakan ilustrasi.
·         Menggunakan ceramah dan khotbah.
·         Menggunakan benda atau objek.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam PAK anak antara lain: metode ceramah, metode bercerita, metode percakapan, metode lakon, metode pendidkan, metode audiovisual, metode menghafal, metode bertanya, metode permainan, metode sering, metode renungan, metode cerdas tangkap Alkitab yang kreatif, metode brcerita gambar, metode studi khasus, metode kunjungan lapangan dan metode simulasi. [12]
PAK dimulai dari anak-anak. Lima kelompok usia anak-anak adalah 0-1, 2-3, 4-5, 6-8, 9-11. Sasaran utamanya adalah anak mengenal dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Dengan demikian PAK Anak menjadi begitu penting. Secara emosi, anak-anak belajar mengendalikannya ketika mereka berhubungan dengan orang lain. Secara social, anak-anak belajar berhubungan dengan orang lain dalam konteks social. Secara spiritual, anak-anak dapat menangkap dan memakai konsep-konsep dan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan mereka jika konsep dan prinsip tersebut diajarkan sesuai dengan tingkat intelektualnya dan diikatkan dengan pengalaman mereka setiap hari. Secara fisik, anak-anak bertumbuh dengan cepat bila menerima makanan bergizi dan kesehatannya dijaga dengan baik. Secara mental anak-anak berkembang secara bertahap dari lahir sampai usia 11 tahun.
Jean Piaget (1976) mengemukakan empat tahap perkembangan otak atau pemikiran anak-anak yaitu:[13]
a. Periode sensorik motorik (berhubungan dengan panca indera) dimulai dari lahir-dua tahun (pengalaman yang berhubungan dengan panca indera bertumbuh cepat)
b. Periode Preoperational Thought dimulai usia 2-7 tahun (dapat mengklasifikasikan atau mengategorikan satu atribut saja pada suatu waktu tertentu). Ia dapat menilai lebih dari yang kelihatan daripada proses yang berasal dari operasi mentalnya.
c. Periode Concrete Operations dimulai usia 7-11 tahun (dapat mendefinisikan, membandingkan sesuatu yang berlawanan melalui logika). Namun, hal tersebut sifatnya masih konkret.
d. Periode Formal Operations dimulai usia 11 atau 12 tahun (dapat berpikir dan menangkap hal-hal yang abstrak). Simbol-simbol keagamaan mulai mempunyai arti.
            Santo Jerome mengatakan “sesungguhnya seseorang harus didik untuk menjadi bait Allah. Ia tidak boleh mendengar apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa, kevuali takut akan Tuhan. Ia tidak memiliki pemahaman akan kata-kata yaang najis dan tidak diisi dengan lagu-lagu duniawi. Ketika ia masih bayi, lidahnya haarus terus mencicipi Mazmur. Anak laki-laki yang memiliki pemikiran yang liar dipisahkaan dari paula: bahkan para pelayannya dan pembantu perempuannya harus dipisahkan dari pergaulan duniawi. Kata-kayta yang coba dirangkainya sedikit demi sedikit dan diucapkan tidak boleh disampaikan secara kebetulan, tetapi disebutkan secara khusus, dan sudah baku serta difokuskan untuk suatu tujuan, misalnya tentng nabi dan rasul atau berisi daftar bapa leleuhur Israel dari adam serta keturunannya tang didftarkan dalam Matius dan Lukas”. [14]
            Jadi pendidikan Kristen memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan kepada anak-anak iman Kristen agar anak-anak dapat berumbuh. Dalam menerapkan PAK kepada anak ada 3 ranah yaitu:[15]
v  Keluarga -> pendidikan kelurga demi anak-anak beriman
v  Gereja -> Kis. 2:42-47, Mat. 28:19-20, Ef. 4:11-16, Kol. 3:16
v  Sekolah (PAK)
·         Sekolah Kristen, Integrasi iman dan pengetahuan
·         Sekolah Negeri, anak-anak menghadapi tantangan nilai dan iman.
a)      PAK anak dalam Keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama yang ditetapkan Allah di bu,i. Tidak ada tempat yang lebih baik dan penting daalam menumbuhkan iman, dan menaburkan nilai-nilai Kristiani selain keluarga.
            Dasar paling penting dalam mendidik anak adalah kelurga yang berpusat pada Kristus (Ef. 6:4). Orang tua berperan sebagai guru dan penginjil yang terus mengarahkan, membimbing dan mendorong abak untuk hidup dalam Kristus (Ul. 6:6-9). Keteladanan orang tua adalah injil yang di lihat, dirasakan dan dinikmati anak-anak. Selain itu, orang tua dapat mengajar anak-anak dengan mengajak anak mereka ke gereja setipa minggu, mengajar anak untuk menutup mata dan melipat tangan waktu berdoa, membaca Alkitab dan mengadakan saat teduh bersama dan lain-lain. Pikiran dan hati nurani yang dikendalikian Firman Tuhan menjadi sumber bagi sikp dan prilaku yang benar.[16]
b)      PAK Anak dalam Jemaat
Hari  Minggu adalah hari untuk berdoa kepada Tuhan dan mendengarkan firmanNya. Sekolah Minggu berfungsi sebagai kegiatan dalam gereja untuk melatih, memahami, dan mempelajari firman Allah secara bersama-sama. Sekolah Minggu anak-anak memberi kesempatan kepada mereka untuk berdoa sesuai dengan tingkat pemahaman dan kemampuan mereka. Waktu yang digunakan dimaksudkan sebagai waktu tambahan PAK. Sekolah ini berfungsi untuk melatih dalam berdoa, kepemimpinan dan pelayanan. Kurikulum disesuaikan dengan tingkat usia dan partisipasi anak. Untuk hasil terbaik, gurunya harus dipilih demi kepentingan, pertumbuhan pemahaman Alkitabiah dan segi rohani mereka.[17]
c)      PAK Anak dalam Sekolah
            PAK bukan tidak diberikan di gereja dalam lingkungannya sendiri, melainkan juga di luar lingkungannya yitu dalam sekolah-sekolah. Sejumlah sekolah bersikap netral terhaadap berbagai agama yang dianut masyarakat karena hal itu di dukung oleh negara yang juga tidak memeihak agama tertentu. Di negara Indodnesia pada masa kin Pendididkan agama dilakukan secara demokratis sehingga tidak mengekslusifkan agam tertentu.
            Menurut Alkitab, hal yang terbaik adalah elemen religius harus dipisahkan dari pendidikan sekolah anak, walaupun Alkitab mengizinkan hanya sebatas mengizinkan , pendidikan sekolah mereka harus juga diisi dengan pendidikan Agama. Tidak seorang pun menganggaap Alkitab sebagai standar tertinggi dan tegas berasumsi bahwa sekolah kristen adalah hal yang dapat diabaikan, sangat tidak mungkin ia memepertahankan kepercayaan bahwa sekolah sekuler yng terpisah dari agama, pantas menjadi pilihan. [18]



















BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan itu dimulai sejak agama muncul dalam kehidupan manusia. Anak-anak adalah anugrah yang harus didik oleh orang tua agar dapat bertumbuh dalam Iman akan Yesus Kristus. Selain dalam lingkungan keluarga pendidikan agama juga harus berlangsung dalam lingkungan Jemaat dan juga dalam lingkungan sekolah. Pendidikan Kristen memiliki peranan yang sangat penting dalam menanamkan kepada anak-anak iman Kristen agar anak-anak dapat berumbuh. Namun dalam pendidikan kadang mendapatkan masalah dan kendala sehingga dalam dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Kristen untuk Anak memerlukan metode. Metode merupakan cara dalam mengajarkan PAK Anak yang efektif dan efisisen. Metode dalam PAK Anak sudah ada sejak masa PL dan juga PB. Dalam PL metode yang digunakan adalah pebgajaran dilakukan secaara berulang-ulang dan dalam PB hal itu dilanjutkan namun pusat pengajarannya terarah kepada Yesus Kristus.
Mengajar anak merupakan amanat Agung Yesus Kristus. Dan metode PAK Anak dimaksudkan adalah memajukan dan mengembangkan pengajaran serta pelayanan kita kepada Anak yang berlandaskan Firman Tuhan (Alkitab). Dasar PAK dalam PL dapat kita lihat dalam Ulangan 6:4-9, Amsal 22:6, Mazmur 78:72. Isi pendidikan anak dalam PL adalah Karya Allah dalam perjalanan hidup bangsa Israel. Dan dalam masa PB, Yesuslah yang menjadi materi utama. Dasar PAK anak dalam PB dapat kita lihat dalam Matius 18;6 dan Efesus 6:4.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Andar. Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010
GP, Harianto. Teologi PAK, Surabaya: STT Bethany Surabaya, 2014
GP, Harianto. Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, Yogyakarta: ANDI, 2012
Sidjabat,B.S. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Kalam Hidup, 2011
Nely, Diktat Mata Kuliah PAK Anak, Makale, STTK, 2016
Lilik, Paulus. Prinsip Dan Praktik PAK, Yogyakarta: ANDI, 2006
Richards Lawrence O. Pelayanan Kepada Anak-Anak, Bandung: Kalam Hidup, 2007
Simanjuntak,Junihot. Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen,Yogyakarta: ANDI, 2013
Gultom, Andar dan Sitompul, Suriana. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada Anak Usia Dini





[3] Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 1.
[4] Harianto GP, Teologi PAK. (Surabaya: STT Bethany Surabaya, 2014), 1.
[5] Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini (Yogyakarta: ANDI, 2012) 17.
[6] B.S. Sidjabat, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Kalam Hidup, 2011) 28.
[7] Ibid, 14
[8] Nely, Diktat Mata Kuliah PAK Anak (Makale, STTK, 2016) 4.
[9] Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini (Yogyakarta: ANDI, 2012)
[10] Ibid, 35
[11] Paulus Lilik, Prinsip Dan Praktik PAK (Yogyakarta: ANDI, 2006) 18.
[12] Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini (Yogyakarta: ANDI, 2012), 164
[14] Lawrence O. Richards, Pelayanan Kepada Anak-Anak (Bandung: Kalam Hidup, 2007) 15.
[15] Junihot Simanjuntak, Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen (Yogyakarta: ANDI, 2013) 71.
[16] Andar Gultom dan Suriana Sitompul, Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pada Anak Usia Dini, 13-17
[18] Harianto GP, Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini (Yogyakarta: ANDI, 2012)  132-134.